Prognosis Bentang Lahan Daerah yang Terkena Bencana Letusan Gunung Merapi Jangka Waktu 5-10 Tahun

Rudi Hartono

Abstract


Letusan gunung Merapi pada tangga1 22 November 1994, menurut seksi Penyelidikan Gunung Merapi (POM) tidak terjadi secara mendadak. Tanda-tandanya sudah terbaca sejak 7 bulan sebelumnya. Awan panas atau nuee ardente telah mengakibatkan jatuhnya korban sebanyak 50 orang lebih.
Letusan Gunung Merapi mempunyai ciri khas yaitu ditandai dengan longsoran kubah lava yang diikuti pertumbuhan kubah lava berikutnya. Keadaan ini telah berlangsung sejak 200 hihgga 300 tahun yang lalu. Lava Merapi bersifat liat sehingga dapat mengakibatkan terbentuknya sumbat lava.
Seperi sifat bencana alam pada umumnya, letusan Merapi telah mengakibatkan perubahan pada bentang lahan. Untuk mengetahui bagaimanakah keadaan dan perkiraan ekosistem bentang lahan daerah bencana itu di masa yang akan datang, maka pedulah dilakukan prognosis.
Prognosis berarti peramalan senega bentang lahan dan basil di masa depan, serta akibat dari dampak alami yang terjadi pada bentang lahan tertentu. Unsur-unsur ekosistem bentang lahan yang dibahas dalam prognosis ini ialah: (1) iklim, (2) geologi, (3) geomorfologi, (4) tanah, (5) air, (6) vegetasi dan (7) pengaruh manusia.
Dari hasil prognosis diperkirakan keadaan ekosistem bentang lahan daerah bencana akan kembali seperti semula setelah 15 tahun kemudian dihitung dari saat terjadinya letusan. Bencana letusan telah mengubah ekesistem bentang lahan. Untuk tumbuhan tingkat rendah, seperti jamur, lumut dan rumput-rumputan dalam waktu 6 bulan diperkirakan sudah akan tumbuh.



DOI: http://dx.doi.org/10.17977/pg.v3i1.1910

Flag Counter

 

 

 

 

 


Creative Commons Licenseshopify site analytics

Jurnal Pendidkan Geografi is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International LicenseView My Stats