MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SMA

Pi’i Pi'i

Abstract


Salah satu permasalahan pembelajaran sejarah adalah ketiadaan keberanian dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian berpikir tingkat tinggi. Hal ini berdampak dari pembelajaran sejarah yang dilaksanakan secara konvensional. Guru menjadi titik sentral (teacher centered) dalam pembelajaran dengan gaya bertutur, bercerita atau ceramah, dan penilaian hasil belajar yang hanya menuntut perilaku “ingatan” yang cenderung teroritis dan tidak bersifat kontekstual. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, guru sejarah merupakan salah satu komponen penting yang langsung berhadapan dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Maka, sebagai guru sejarah dalam melaksanakan pembelajaran sebaiknya mengacu pada paradigma baru dalam pembelajaran kontruktivisme yang berorientasi dari pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) beralih ke peserta didik (student centered) sehingga mampu memberikan ruang gerak kepada peserta untuk meningkatkan kemampuan menalar, berpikir kritis, logis, dan menumbuhkan kreativitas berpikir peserta didik. Guru sejarah juga sebaiknya mampu melaksanakan penilaian berpikir tingkat tinggi sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar (KD) yang level kognitifnya berpikir tingkat tinggi.

Keywords


level kognitif, pembelajaran, berpikir tingkat tinggi

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.17977/sb.v10i2.7676

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Flag Counter

 

 

 Creative Commons License

 Jurnal Sejarah dan Budaya is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.