SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kV

Yuni Rahmawati, Moh. Ishak

Abstract


Gangguan tegangan lebih sering terjadi pada gardu trafo tiang
yang biasanya diakibatkan dua hal yang pertama dikarenakan surja petir/
sambaran petir dan yang kedua akibat surja hubung/pemutusan beban. Jika
gangguan ini tidak diperoteksi maka gangguan ini akan merusak peralatan
gardu trafo tiang sehingga gardu tarfo tiang ini tidak dapat menyalurkan daya
ke konsumen ini karena pada peralatan gardu trafo tiang mempunyai batas
minimum dan batas maksimum terhadap tegangan lebih. Permasalahan
yang timbul adalah tegangan lebih akibat surja petir dimana tegangan lebih
ini dibagi menjadi dua yaitu sambaran petir langsung dan sambaran petir tak
langsung untuk memproteksi ini memerlukan peralatan proteksi yaitu untuk
gangguan sambaran petir langsung alatnya kawat tanah/groundwire
sedangkan gangguan sambaran petir tak langsung alatnya Arrester/lightining
Arrester,peralatan diatas mempunyai funsi masing-masing dan juga
tempatnya berbeda oleh karena itu perlu adanya sebuah sistem proteksi
untuk mengatasi gangguan petir langsung maupun tak langsung. Metode
yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan ini berupa perhitungan
dan simulasi menggunakan Matlab 6.1. Berdasarkan hasil perhitungan dan
simulasi Matlab 6.1, diperoleh hasil perhitungan rumus tegangan dasar
Arrester dan tabel karekteristik kerja Arrester didapat 139 kV sedangkan
hasil perhitungan simulasi matlab didapat tegangan pelepasan Arrester 120
kV ini dikeranakan adanya pengaruh sistem pentanahan, untuk tegangan
pelepasan diatas 120 kV masih aman bagi trafo karena tidak melebihi dari
BIL Trafo 20 kV yaitu 150 kV. Perhitungan sambaran tak langsung dengan
saluran kawat tanah diperoleh 38,5663 gangguan per 100 km per tahun dan
tanpa kawat tanah 61,8648 gangguan per 100 km per tahun ini dikarenakan
saluran kawat tanah mempunyai factor perisaian. Perhitungan sambaran
langsung dengan tiang yang diketanahkan diperoleh 30,2134
gangguan/100km/tahun dan tiang yang tidak diketanahkan diperoleh
36,5526 gangguan/100km/tahun ini dikarenakan pengaruh tahanan kontak
tiang pada tiang diketanahkan lebih rendah daripada tahanan kontak tiang
yang tidak diketanahkan. SOP Arrester : Arrester sedapat mungkin dipasang
pada titik percabangan dan pada ujung-ujung saluran yang panjang, baik
saluran utama maupun saluran percabangan, jarak Arrester yang satu dan
yang lain tidak boleh lebih dari 500 meter sedangkan SOP kawat tanah:
Pada tengah gawang kawat tanah harus mempunyai jarak yang cukup di
atas kawat fasa untuk mencegah terjadinya loncatan api.

Full Text:

PDF