Teknologi Pengolahan, Uji Organoleptis, dan Perhitungan Break Even Point Produksi Manisan Terong

Ummi Rohajatien

Abstract


Terong (Solanum Melongena L.) mempunyai cita rasa enak jika diolah menjadi masakan maupun dijadikan lalapan. Terong mempunyai kandungan gizi yang cukup lengkap, selain itu terong juga dapat digunakan sebagai obat tradisional. Pada saat musim penen telah tiba, maka jumlah terong akan melimpah dan hal ini mengakibatkan turunnya harga jual. Salah satu alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah memproses terong menjadi produk olahan yang mempunyai harga jual yang lebih tinggi dan masa simpan yang lebih panjang. Produk olahan yang dimaksud adalah manisan terong. Proses pembuatan manisan terong dimulai dari pengupasan, pembersihan, blanching, perendaman dalam larutan gula, dan pengeringan. Untuk memberikan cita rasa yang lebih enak ditambahkan essens. Essens yang digunakan ada 3 jenis yaitu essens blewah (E1), essens melon (E2), dan essens leci (E3). Pengujian ornagoleptis dilakukan dengan uji kesukaan menggunakan hedonic scale scoring. Data dianalisis dengan analisa sidik ragam, dan karena terdapat perbedaan pada hasil analisis tersebut maka selanjutnya digunakan DMRT (Duncan's Multiple Range Test). Produk yang paling disukai dari hasil analisis tersebut selanjutnya dihitung nilai Break Event Point. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manisan yang paling disukai adalah manisan terong ditambahkan essens leci (E3). Nilai Break Event Point 150 unit atau Rp. 1.942.888,-.



DOI: http://dx.doi.org/10.17977/tk.v25i1.388

Jurnal Teknologi, Kejuruan, dan Pengajarannya
ISSN 2477-0442 (online)
Email: teknologikejuruan.ft@um.ac.id

Jurnal Teknologi, Kejuruan, dan Pengajarannya is indexed by: 

          

 Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License                                                                                           

 

Flag Counter      View My Stats