Pertumbuhan Permukiman Baru di Kotamadya Malang Dilihat dari Lokasinya Terhadap Jalan Kolektor, Pusat Kota, dan Kemiringan Lahan

Rudi Hartono

Abstract


Sebagai akibat dari pembangunan, saat ini per­tumbuhan pemukiman baru di Kotamadya Malang banyak mengubah lahan subur menjadi kawasan pemukiman sehingga lahan di sekitar jalur jalan raya (arteri) umumnya menjadi incaran para investor untuk dikembangkan menjadi kawasan permukiman.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kemiringan lahan dan jalur jalan kolektor serta jalan arteri terhadap pertumbuhan permukiman baru di Kotamadya Malang.
Metode penelitian yang digunakan adalah membandingkan peta kelas kemiringan lereng, peta jaringan jalan, dan peta penyebaran permukiman baru di Kotamadya Malang pada skala yang sama. Sampel penelitian adalah permukiman baru yang ada di Kotamadya Malang dan penentuannya dilakukan secara area sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa permukiman baru di Kotamadya Malang yang menempati kawasan topografi miring (lereng kelas ll) seluas 150,14 hektar atau sekitar 55,75 %; lereng berbukit (lereng kelas N) seluas 32,81 hektar atau 12.18 %, paling sempit di antara kelas lereng yang ada.
Jarak terjauh permukiman baru terhadap jalan kolektor adalah 1,5 kilometer, sedangkan jarak terdekat adalah 0,1 kilometer, yaitu permukiman Bukit Hijau Permai. Adapun jarak rata-rata permukiman baru terhadap jalan kolektor terdekat ialah 0,57 kilometer. Dari analisis peta diketahui bahwa kawasan yang kepadatan jalannya rendah jarang dijumpai permukiman baru, tetapi tersedianya jalan, walaupun kondisinya jelek akan mendorong dibangun permukiman.



DOI: http://dx.doi.org/10.17977/pg.v5i1.1988

Flag Counter

 

 

 

 

 


Creative Commons Licenseshopify site analytics

Jurnal Pendidkan Geografi is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International LicenseView My Stats