SISTEM DETEKSI HILANG DAYA PADA GARDU TRAFO TIANG JARINGAN TEGANGAN RENDAH PELANGGAN PLN

Sujito Sujito

Abstract


Gadu trafo tiang merupakan peralatan distribusi tenaga listrik yang
mensuplai langsung energi listrik pada pelanggan. Kapasitas energi listrik
terpsang disesuaikan dengan kapasitas gardu trafo tiang. Dengan sangat
banyaknya jumlah konsumen yang memakai energi listrik, tidak jarang
konsumen yang melakukan tindakan kecurangan terhadap pemakain energi
listrik. Kecurangan yang dilakukan salah satunya adalah memakai energi
listrik tanpa melalui prosedur yang berlaku, ini dinamakan pencurian arus
listrik. Akibat dari terjadinya pencurian arus listrik, gardu trafo tiang
mengalami kehilangan daya (tidak tercatat/terbayar), sehingga Perusahaan
Listrik Negara (PLN) yang menjadi penyedia listrik di Indonesia mengalami
banyak kerugian. Penelitian ini bertujuan membuat detektor hilang daya
(pencurian arus listrik) pada gardu trafo tiang (GTT). Prinsip kerja sistem
deteksi hilang daya pada GTT adalah dengan cara membaca arus keluaran
GTT kemudian dibandingkan dengan hasil penjumlahan arus pada
konsumen. Sistem deteksi hilang daya ini berbasis mikrokontroler
ATMEGA16 sebagai control unit. Guna merealisasikan sistem tersebut,
dilakukan beberapa tahap yaitu: perancangan sistem, perancangan tiap blok
(Hardware) yang meliputi: sensor arus, minimum sistem mikrokontroler
ATMEGA16, LCD (Liquid Crystal Display) M1632, buzzer, dan perancangan
perangkat lunak (Software) pada mikrokontroler dan langkah pengujian.
Setelah dilakukan tahap perancangan, pembuatan dan pengujian maka
diperoleh hasil bahwa sistem deteksi hilang daya menggunakan tiga sensor
arus, ACS712-05B dan ACS712-20A. Sensor pertama dipasang pada
terminal output GTT, dan 2 sensor arus dipasang pada pelanggan. Prinsip
kerja dengan cara mendeteksi arus yang mengalir ke pelanggan yang
kemudian dijumlahkan dan dibandingkan dengan arus yang mengalir keluar
dari terminal GTT. Apabila arus yang terdeteksi dari GTT lebih kecil atau
sama dengan jumlah arus yang terdeteksi ke pelanggan maka alat ini akan
menampilkan kondisi normal, sebaliknya apabila arus yang terdeteksi dari
GTT lebih besar dari jumlah arus yang terdeteksi ke pelanggan maka alat ini
akan menampilkan adanya pencurian serta ada alarm dari buzzer sebagai
tanda adanya pencurian arus listrik. Setelah dilakukan pengujian, maka
diperoleh kesimpulan bahwa sistem yang dirancang dapat bekerja hanya
pada arus dengan nilai faktor daya 1, perbedaan tipe sensor arus yang
digunakan menyebabkan algoritma penjumlahan arus menjadi lebih rumit
dan perbedaan sudut fasa dapat dihitung dengan menambahkan istem
deteksi beda fasa.

Full Text:

PDF